“Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut
semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” (Bung Karno)
“Merdeka hanyalah sebuah jembatan. Walaupun
jembatan emas, di seberang jembatan itu jalan pecah dua: satu ke dunia sama
rata sama rasa, satu ke dunia sama ratap sama tangis!” (Bung Karno)
“Kita adalah bangsa besar, kita bukan bangsa
tempe. Kita tak akan mengemis, kita tak akan minta – minta apalagi jika
bantuan-bantuan itu diembel-embeli dengan syarat ini syarat itu ! Lebih baik
makan gaplek tetapi merdeka dari pada makan bestik tetapi budak. (pada suatu
Pidato HUT Proklamasi tahun 1963)” (Bung
Karno)
“Barangsiapa ingin mutiara, harus berani terjun
di lautan yang dalam” (Bung
Karno)
“Laki-laki dan perempuan adalah seperti dua sayap
dari seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu
sampai ke puncak yang setinggi-tingginya; Jika patah satu dari pada dua sayap
itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali” (Bung Karno)
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati
jasa pahlawannya” (Bung
Karno)
“Saya katakan bahwa cita-cita kita dengan
keadilan sosial ialah satu masyarakat yang adil dan makmur dengan menggunakan
alat-alat industri, alat-alat tehnologi yang sangat modern. Asal tidak dikuasai
oleh sistem kapitalisme” (Bung
Karno)
“Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa
malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan maka jaminan bagi orang tersebut
adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun” (Bung Karno)
“Tuhan tidak merubah nasib suatu bangsa, sebelum
bangsa itu merubah nasibnya” (Bung
Karno)
“Tidak seorang pun yang menghitung-hitung;
berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan
berkorban untuk mempertahankannya” (Bung
Karno)
“Tetaplah bersemangat, Elang Rajawali!” (Bung Karno)
“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir
penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri” (Bung Karno)
“Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa
kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang
langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah kekuasaan Tuhan
Yang Maha Esa” (Bung Karno)
“Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa
dengan segi tiga warna. Selama masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk pekerjaan
kita selesai ! Berjuanglah terus dengan mengucurkan sebanyak-banyak keringat” (Bung Karno)
“Nasionalisme kita adalah nasionalisme yang
membuat kita menjadi perkakasnya Tuhan, dan membuat kita menjadi hidup
di dalam roh” (Bung
Karno)
“Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup
dalam damai dan persaudaran” (Bung
Karno)
“Gantungkan cita-cita mu setinggi langit!
Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di
antara bintang-bintang” (Bung
Karno)
“Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita
masih hidup di masa pancaroba, tetaplah bersemangat elang rajawali “ (Bung Karno)
“Firman Tuhan inilah gitaku, Firman Tuhan inilah
harus menjadi Gitamu : “Innallahu la yu ghoiyiru ma bikaumin, hatta yu ghoiyiru
ma biamfusihim”. ” Tuhan tidak merobah nasibnya sesuatu bangsa sebelum bangsa
itu merobah nasibnya” (Pidato HUT Proklamasi, 1964)” (Bung Karno)
“Nasionalisme eropa adalah satu nasionalisme yang
bersifat serang menyerang. Satu nasionalisme yang mengejar keperluan Beograd.
Satu nasionalisme perdagangan yang untung atau rugi. Nasionalisme semacam itu
pastilah salah, pastilah binasa” (Bung
Karno)
“Sosialisme berarti adanya pabrik yang kolektif,
adanya industrialisme yang kolektif, adanya produksi yang kolektif, adanya distribusi
yang kolektif, adanya pendidikan yang kolektif” (Bung Karno)
“Orang tidak bisa mengabdi kepada Tuhan dengan
tidak mengabdi kepada sesama manusia. Tuhan bersemayam di gubuknya si miskin” (Bung Karno)
“Apakah kelemahan kita? Kelemahan kita ialah kita
kurang percaya diri kita sebagai bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak
luar negeri, kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini asalnya adalah
Rakyat Gotong Royong” (Bung
Karno)
“Janganlah melihat ke masa depan dengan mata
buta! Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi kaca bengala dari
pada masa yang akan datang” (Bung
Karno)
“Dari sudut positif, kita tidak bisa membangunkan
kultur kepribadian kita dengan sebaik-baiknya kalau tidak ada rasa kebangsaan
yang sehat” (Bung Karno)
“Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan
dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang
merdeka” (Bung Karno)
“Apakah kita mau Indonesia merdeka yang kaum
kapitalnya merajalela, ataukah yang semua rakyatnya sejahtera, yang semua cukup
makan, cukup pakaian, hidup dalam kesejahteraan, merasa dipangku oleh Ibu
Pertiwi yang cukup memberi sandang dan pangan?” (Bung Karno)
“Seorang Marhaen adalah orang yang mempunyai alat
yang sedikit. Bangsa kita yang puluhan juta jiwa yang sudah dimelaratkan,
bekerja bukan untuk orang lain dan tidak ada orang bekerja untuk dia.
Marhaenisme adalah Sosialisme Indonesia dalam praktek” (Bung Karno)
No comments:
Post a Comment