Freemasonry adalah sebuah organisasi persaudaraan yang asal-usulnya tidak jelas antara akhir abad ke-16 hingga awal abad ke-17. Freemasonry kini ada dalam beragam bentuk di seluruh dunia dengan jumlah anggota diperkirakan sekitar 6 juta orang, termasuk 150000 orang di bawah yurisdiksi Loji Besar Skotlandia dan Loji Besar Irlandia
Organisasi Freemasonry tidak memunyai pusat dan setiap negara memunyai organisasi yang berdiri sendiri. Sekalipun demikian setiap organisasi Freemasonry di mana pun akan memunyai nomor pendirian dan berhubungan satu dengan lainnya. Freemasonry juga memunyai Master tertinggi yang merupakan master tertinggi dari seluruh Master Freemasonry yang bertugas melakukan koordinasi seluruh Freemasonry yang ada di dunia
Tujuan akhir dari gerakan Freemason ini adalah membangun kembali cita-cita khayalan mereka, yakni mendirikan Haikal Sulaiman atau Solomon Temple.
Tentang Haikal Sulaiman atau Solomon Temple ini sendiri banyak sumber yang mendefinisikan berlainan. Salah satu tafsir yang paling populer adalah, bahwa Haikal Sulaiman berada di tanah yang kini di atasnya berdiri Masjidil Aqsha.
Mereka meyakini, tahun 1012 Sebelum Masehi (SM), Nabi Sulaiman membangun Haikal di atas Gunung Soraya di wilayah Palestina. Tapi pada tahun 586 SM, Raja Nebukhadnezar dari Babilonia menghancurkan Haikal Sulaiman ini. Tahun 533 SM, bangunan ini didirikan kembali oleh seorang bernama Zulbabil yang telah bebas dari tawanan Babilonia. Atas kebebasannya itulah, ia membangun kembali Haikal Sulaiman.
Pada
dasarnya Freemasonry lebih mengedepankan masalah-masalah kemanusiaan atau
humanisme sekuler. Dalam kelompok persaudaraan tersebut, manusia akan dilihat
sebagai mahluk individu dan pemikirannya menjadi titik sentral pandangan.
Pekerjaan dan spirit kerja dalam Freemasonry ditujukan pada menemukan bagaimana
harapan-harapan utama manusia dalam menempuh kehidupan ini. Dalam upaya kebersatuan
anggota sebagai ikatan persaudaraan, adalah dengan cara melihat segi positif
pemikiran setiap individu, dan meninggalkan segi negatifnya. Berkumpul dalam
Loji adalah merupakan tradisi sejak awal dimana para anggota akan saling
bertukar pikiran, dan yang lebih penting adalah tetap membina ikatan
persaudaraan atau brotherhood. Masing-masing
anggota harus mampu bekerja untuk diri sendiri agar menjadi manusia yang
lebih baik, berguna, berdasarkan ikatan persaudaraan, serta membangun kebebasan
berpikir dalam kehidupannya di tengah masyarakat. Secara ideal dapat dikatakan
bahwa: membangun sebuah kuil kemanusiaan.
Dalam
praktiknya, Freemasonry tidak menyajikan suatu doktrin maupun dogma, dan juga
tidak memunyai program yang kaku. Bagaimana peraturan kebebasan berpikir yang
dikembangkan oleh setiap anggota komunitas adalah secara sadar atau tidak
apabila pemikiran seorang anggota itu dapat diterima secara umum oleh anggota
komunitas. Kebenaran spirit dalam filosofi yang dikembangkan Freemasonry akan
terus berkembang sebagai wujud dari bagaimana cara pandang melihat kebenaran
yang dipercayai, bagaimana kekuatan sistem nilai, norma, adat dan tradisi yang
ada dalam masyarakat, serta adanya kompromi penerimaan sesuatu pandangan atau
pemikiran yang baru.
Hingga kini Freemasonry tetap menjaga tradisi
ritual, yang merupakan simbol bahwa setiap anggota adalah pekerja bangunan (maçon)
yang dapat disimbolkan sebagai batu bata yang harus disusun menjadi sebuah
bangunan kuil. Bagunan kuil Freemasonry merupakan simbol dari sebuah masyarakat
yang besar. Dalam menerima anggota baru dari sebuah Loji atau rumah
Freemason, maka ritual ini akan diperkenalkan kepada setiap anggota baru
tersebut. Ia kemudian memunyai kewajiban untuk juga berfungsi sebagai pekerja
membangun kuil secara bersama-sama dengan anggota yang lain. Freemasonry
meletakkan visi bahwa bekerja membangun kuil adalah sebuah seni yang tinggi
agar nampak indah baik di bagian luar, di bagian dalam maupun di bagian pusat
bangunan . Sebagai anggota suatu Loji, komunitas Freemasonry memunyai hierarki
tiga tingkatan dari yang terrendah hingga yang tertinggi yaitu murid, pekerja,
dan master. Setiap master memunyai tugas untuk membimbing murid-muridnya dan
membantu para pekerja agar dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Para
Master memunyai hierarki dengan tingkatan yang tertinggi adalah tingkat 33 yang
merupakan Grand Master untuk suatu negara.
Sepanjang sejarah selama 250 tahun, organisasi
persaudaraan sekuler ini memunyai pengalaman konflik dengan baik kelompok agama
maupun aliran politik garis keras seperti fasisme dan komunisme. Dalam
kehidupan politik garis keras fasisme yaitu pada saat kekuasaan hitler, Grand
Master Loji Jeman mati dibunuh oleh Hitler dan anggota Loji ini telah dimasukkan
ke kamp-kamp konsentrasi. Sampai dua ratus tahun lalu, Katolik Roma
memberlakukan hukuman mati bagi orang-orang Katolik yang masuk menjadi anggota
Loji Freemason. Berkuasanya politik komunisme di Indonesia juga telah melarang
dan menutup organisasi Freemasonry di Indonesia
No comments:
Post a Comment